Jumat, 10 Agustus 2012

Unforgettable Wedges

    Jadi ceritanya gue kemaren baru aja selesai ospek. Setelah 3 hari menjalani masa pengenalan dengan ayam kampus, akhirnya pada tanggal 9 kemaren ospek kelar juga. Banyak hal yang gue rasain sebelum, selama, dan sesudah ospek. Kira-kira seperti inilah romansa gue ketika menjalani 3 hari masa pengenalan dengan kampus tercinta gue.

    1. Sebelum ospek, gue gak ngerti apa-apa kecuali pengumuman yang itupun masih telat gue apdet dari laman bem.ft.um.ac.id.
    2. Akibat dari gak apdetnya gue, gue juga gak ngerti kelompok gue siapa aja. Untung temen gue, Eryska, ngasih tau kalo pembagian kelompok udah diumumin, dan kita sekelompok.
    3. H-2, gue prepare semua kebutuhan buat ospek, di kosannya Zaki, temen baru gue dari Kediri. Dan hasilnya adalah kamar dia sukses gue obrak-abrik mirip kandang monyet, iya, monyetnya itu gue!
    4. H-1, gue masih prepare, semakin intensif, semakin sengit, dan semakin sedikit waktu istirahat. It's time to work with my group, WEDGES! Tapi ada sebuah miskomunikasi yang membuat pertemuan itu kurang berjalan sesuai rencana.
    5. Hari pertama ospek, masih dalam kondisi miskomunikasi antar anggota WEDGES, tapi setelah berkumpul, dan semakin mengenal satu sama lain, perlahan kesolidan mulai tumbuh didalam Kelompok.
    6. Masih hari pertama ospek, semua Maba dikumpulkan di gedung Graha Cakrawala untuk acara pembukaan, sekaligus pemberian materi dari rektor dan dosen, serta demo UKM. UKM yang dimaksud disini bukan Usah Kecil Menengah, bukan, kita bukan koperasi. Tapi semacam ekstrakulikuler untuk tingkat kampus. Dan pada hari pertama itu pula, penyiksaan terhadap pantat akan segera dimulai. Mulai pukul 07.00 hingga 15.00, semua pantat Maba akan bersetubuh, langsung dengan lantai. Gue yakin semua Maba Fakultas Teknik akan sukses ambeien setelah kegiatan ospek.
    7. Setelah perbuatan yang tidak berperikepantatan itu selesai, WEDGES berkumpul, untuk melakukan sebuah tugas rekaman videoklip. Ceilee. Hal yang menyedihkan adalah kembali molor dan terjadinya miskomunikasi. But, that's all finished with termendous result.
    8. Hari kedua ospek, gue telat. Gue kena hukuman bareng banyak Maba lain yang juga telat, meskipun cuman disuruh duduk dan nunduk. Tapi saking begonya gue, yang emang lebih bego dari Patrick, gue ketiduran. Pas melek, disekeliling gue udah sepi, gak ada siapa-siapa. Cuma ada senior gue berdiri dengan tangan mengepal seakan pengin gebukin gue yang baru aja nyolong celana dalamnya.
    9. Tetap di hari kedua, setelah gue selamat dari upaya pembunuhan seorang maling kancut, gue kumpul di kelompok WEDGES. Dan sialnya, lagi-lagi pantat gue dan semua Maba lain dipaksa bercumbu dengan lantai, semakin panas. Dan beruntung banget karena tugas buat hari ketiga udah dikurangin.
    10. Di hari ketiga ospek, gue berharap dengan berkurangnya tugas, akan terjadi banyak hal menarik. Misalnya outbound bareng, having fun bareng, tidur bareng, mandi bareng. Tapi angan-angan itu keburu gue lupakan mengingat masih dalam suasana ramadhan.. huehehe. Yang ada malah cuman ada kegiatan yang lagi-lagi tidak berperikepantatan. Pantat gue dan semua Maba lagi-lagi-lagi-lagi bersenggama dengan lantai. Mungkin kalo ospeknya seminggu dan terus seperti ini pas pulang semua pantat maba bakal kelihatan coklat, kotak, rata, persis kayak kardus. Cuma ukuran akses keluar masuknya aja yang beda.. huehehe. :p
    11. Menjelang detik-detik upacara penutupan, WEDGES kembali berkumpul, setelah seharian di hari ketiga ini terpisah oleh jurusan masing-masing. Dan terlihat berbagai raut kesedihan terpendar dari wajah semua anggota WEDGES. Antara kesedihan karena setelah ini kita tidak akan bertemu seintensif ospek dan kebahagiaan karena setelah ini pantat kita akan merdeka, memang hanya berbeda sangat tipis. Setelah upacara penutupan, kita tidak munafik kalo memang masih ingin berkumpul untuk waktu yang sedikit lebih lama lagi, atau bahkan untuk rentang yang sangat lama, lagi. Tiga hari memanglah waktu yang singkat. Namun, di tiga hari itu pulalah kita bisa mengenal masing-masing, lebih dalam, ibarat kita adalah sekelompok makhluk yang saling memiliki ikatan kasat mata satu dengan yang lain. Ikatan yang tidak mudah untuk segera dilupakan. Dan, pada akhirnya, air matapun memaksa untuk tetap keluar dari sudut mata kita. Truthfully, i must be miss this moment guys:


4 komentar:

Blogger Indonesia

Blogger Indonesia